• BERANDA
  • BERITA
  • BUDAYA
  • DAERAH
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • PENDIDIKAN
  • OLAHRAGA

Urgensi Keterampilan Komunikasi Siswa

Sulthan Alfarizzy
Tayang : 1 Mei 2025 | 11:18 WIB
Urgensi Keterampilan Komunikasi Siswa

Oleh : Zainal Muttaqin

Pendidikan bukan sekadar proses transfer ilmu, melainkan seni membentuk manusia seutuhnya. Dalam ajaran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, tersimpan filosofi mendalam: “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Pemimpin atau pendidik ideal adalah mereka yang mampu memberi teladan, membangun semangat, dan mendorong kemandirian. Nilai ini menempatkan komunikasi sebagai poros utama dalam pendidikan.

Tanpa komunikasi yang baik, pesan pendidikan tak akan sampai. Keterampilan komunikasi menjadi jembatan antara pemahaman, ekspresi, dan keterlibatan. Sayangnya, di era digital, kemampuan ini justru kian menipis. Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025 menjadi saat yang tepat untuk bertanya: sudahkah kita menyiapkan peserta didik dengan keterampilan komunikasi yang baik, efektif, dan manusiawi?

Krisis Keterampilan Komunikasi
Kemajuan teknologi telah memudahkan akses terhadap informasi dan mempercepat proses belajar mengajar. Namun, di sisi lain, perkembangan ini memunculkan ironi. Keterhubungan yang begitu luas melalui gawai dan media sosial ternyata tidak diimbangi dengan kemampuan komunikasi yang memadai di kehidupan nyata. Banyak siswa lebih nyaman berinteraksi melalui layar dibandingkan menyampaikan pendapat secara langsung. Mereka fasih mengetik pesan singkat, namun kaku ketika harus berbicara di depan umum atau berargumentasi secara terbuka.
Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI) mencatat peningkatan kasus kecemasan sosial di kalangan pelajar pasca pandemi. Hal ini diduga kuat berkaitan dengan terbatasnya interaksi fisik dan ketergantungan terhadap ruang digital. Sementara itu, data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2024 menunjukkan bahwa sebanyak 62% siswa sekolah dasar dan menengah lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik dibandingkan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya secara langsung.

Kurikulum Kurang Relevan
Perubahan kurikulum yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memang menunjukkan upaya untuk menjawab dinamika zaman. Namun, perlu diakui bahwa kurikulum kita masih cenderung menitikberatkan pada aspek akademik dan kognitif, sementara aspek keterampilan lunak—termasuk kemampuan komunikasi—belum memperoleh ruang yang memadai. Belum terdapat mata pelajaran atau program khusus yang secara sistematis mengasah kemampuan berbicara, mendengar aktif, menulis persuasif, ataupun berkomunikasi empatik di sekolah-sekolah kita.
Padahal, menurut laporan Future of Jobs Report dari World Economic Forum tahun 2023, keterampilan komunikasi termasuk dalam tiga besar kompetensi yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja masa depan. Tanpa kemampuan ini, seseorang akan kesulitan menyampaikan ide, bekerja sama dalam tim, maupun membangun relasi profesional yang produktif.

Metode Kurang Efektif
Keterampilan komunikasi yang rendah juga berkorelasi dengan metode pembelajaran yang masih bersifat satu arah. Di banyak sekolah, proses belajar mengajar masih berpusat pada guru dan minim interaksi dua arah yang bermakna. Akibatnya, siswa jarang terlatih untuk menyampaikan gagasan secara lisan, berdiskusi, atau membangun narasi dengan baik. Kondisi ini berdampak langsung pada rendahnya literasi siswa, tidak hanya dalam membaca dan menulis, tetapi juga dalam menyampaikan dan memahami pesan secara utuh.
UNESCO menekankan bahwa literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca buku, melainkan juga kemampuan memahami, menanggapi, serta mengekspresikan pikiran secara jelas dan logis. Di samping itu, aktivitas motorik dan interaksi sosial anak yang semakin berkurang akibat penggunaan gawai secara berlebihan turut menghambat perkembangan aspek kinestetik dan emosional. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, psikolog dari Universitas Indonesia, yang menyebut bahwa pembatasan aktivitas fisik dan sosial pada anak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan komunikasi yang sehat dan adaptif.

Informasi Semakin Bising
Di era media sosial, siswa dihadapkan pada arus informasi yang tak tersaring. Tanpa kemampuan komunikasi kritis dan literasi digital, mereka menjadi konsumen pasif yang mudah terseret hoaks dan disinformasi. Kemampuan menyaring makna dan memahami konteks sangat penting agar tidak terjebak dalam kebisingan digital yang miskin nilai.
Profesor Komunikasi Universitas Gadjah Mada, Rachmat Kriyantono, Ph.D., dalam bukunya Teknik Praktis Riset Komunikasi, menekankan bahwa komunikasi bukan sekadar menyampaikan pesan, melainkan membangun pengertian, menyaring makna, dan menjembatani pengetahuan dengan tindakan. Tanpa itu, semua kompetensi akademik tak punya arah.

Dunia Kerja Dinamis
Keterampilan komunikasi sangat dibutuhkan tidak hanya dalam kehidupan akademik, tetapi juga dalam konteks profesional. Dunia kerja masa depan menuntut sumber daya manusia yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga mampu berkolaborasi, berempati, serta membangun komunikasi yang konstruktif.
Sayangnya, survei yang dilakukan oleh Talent Mapping Indonesia dan diterbitkan oleh Universitas Dinamika tahun 2023 mengungkapkan bahwa hanya 18% lulusan SMA/SMK di Indonesia yang merasa percaya diri untuk berbicara di depan umum. Ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan mencerminkan persoalan sistemik dalam pendidikan kita—bahwa komunikasi belum ditempatkan sebagai kompetensi utama yang perlu dilatih dan dikembangkan sejak dini.

Arah Pendidikan Baru
Sudah saatnya pendidikan di Indonesia mengubah arah. Keterampilan komunikasi tidak dapat lagi diposisikan sebagai pelengkap, melainkan harus menjadi bagian inti dari proses pembelajaran. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil antara lain: (1) Mengintegrasikan mata pelajaran atau modul khusus komunikasi dalam kurikulum; (2) Memberikan pelatihan keterampilan komunikasi interpersonal bagi guru dan siswa; (3) Menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dan presentasi; (4) Membangun budaya dialog, diskusi terbuka, dan saling mendengar di sekolah; dan (5) Memperkuat gerakan literasi digital dan etika komunikasi di lingkungan pendidikan.

Menyongsong Masa Depan
Pendidikan ideal tidak hanya mencetak siswa berpengetahuan, tetapi juga komunikatif. Di tengah era disrupsi, komunikasi adalah keterampilan yang akan menentukan arah dan masa depan seseorang. Maka, Hari Pendidikan Nasional 2025 hendaknya menjadi pengingat bahwa keberhasilan pendidikan tidak cukup diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari kemampuan siswa dalam memahami dan dipahami.
Masa depan bukan milik mereka yang tahu banyak, tetapi mereka yang mampu menyuarakan apa yang mereka tahu dengan bijak, jernih, dan percaya diri.

Post Views: 37

Berita Hari ini

  • Erick Thohir Apresiasi Dukungan Gubernur Khofifah untuk PSSI dan Sepak Bola Daerah

    Erick Thohir Apresiasi Dukungan Gubernur Khofifah untuk PSSI dan Sepak Bola Daerah

    Tayang : 2 Agustus 2025 | 16:28 WIB
  • Cetak Sejarah Jatim Juara LKS Nasional Tiga Kali Berturut-turut, Gubernur Khofifah Sampaikan Selamat dan Terimakasih.  Berikan Bonus untuk Semua Kontingen

    Cetak Sejarah Jatim Juara LKS Nasional Tiga Kali Berturut-turut, Gubernur Khofifah Sampaikan Selamat dan Terimakasih.  Berikan Bonus untuk Semua Kontingen

    Tayang : 2 Agustus 2025 | 10:49 WIB
  • Daya Saing Singapura Peringkat Pertama ASEAN dan Posisi Kedua Dunia, Gubernur Khofifah: ASN Jatim Terima Beasiswa Belajar dari Singapura, Demi Pelayanan Publik yang Lebih Baik

    Daya Saing Singapura Peringkat Pertama ASEAN dan Posisi Kedua Dunia, Gubernur Khofifah: ASN Jatim Terima Beasiswa Belajar dari Singapura, Demi Pelayanan Publik yang Lebih Baik

    Tayang : 1 Agustus 2025 | 18:58 WIB
  • Berhasil Kelola Komunikasi Publik Pentahelix, Biro Adpim Jatim Raih Penghargaan Radar Surabaya Awards 2025 Kategori Instansi Terbaik

    Berhasil Kelola Komunikasi Publik Pentahelix, Biro Adpim Jatim Raih Penghargaan Radar Surabaya Awards 2025 Kategori Instansi Terbaik

    Tayang : 1 Agustus 2025 | 15:34 WIB
  • Dorong Produksi Hasil Pertanian  di Jember Meningkat, Gubernur Khofifah: Bantuan Alsintan Jadi Langkah Menuju Kedaulatan Pangan Jatim

    Dorong Produksi Hasil Pertanian di Jember Meningkat, Gubernur Khofifah: Bantuan Alsintan Jadi Langkah Menuju Kedaulatan Pangan Jatim

    Tayang : 1 Agustus 2025 | 15:01 WIB

Search

Author Details

pojokdaerah.id

Memberikan informasi dari daerah untuk indonesia.

  • Instagram
  • TikTok
  • Facebook
  • YouTube

Archives

  • Agustus 2025 (5)
  • Juli 2025 (74)
  • Juni 2025 (59)
  • Mei 2025 (128)
  • April 2025 (93)
  • Maret 2025 (79)
  • Februari 2025 (49)
  • Januari 2025 (20)
  • Berita
  • Budaya
  • Daerah
  • Ekonomi & Bisnis
  • Ekonomi Bisnis
  • Hukum & Kriminal
  • Hukum kriminal
  • Internasional
  • Keagamaan
  • Kesehatan
  • News
  • Nusantara
  • Olahraga
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
  • Politik & Pemerintahan
  • Politik & Pemerintahan
  • Teknologi

Tags

#airlangga #amerikaserikat #Bisnis #gubernurjatim #Jatim #jawatimur #KEKSingosari #Khofifah #mentriekonomi bansos Bupati Daerah Gubernur Jatim Haji Haramain Harkitnas Internasional Jombang Keagamaan Kemenag Kerjasama Kesehatan Unipdu Kesenian Daerah khofifah komdigi Le Mans Madinah Makkah Marc Marquez MBG MotoGP Pembangunan Pemerintahan Pemprov Jatim Pendidikan Prabowo Prancis Presiden RI Sekertaris daerah jawa timur Sekolah Rakyat Sekretaris Daerah sosialmedia Teknologi Wakil Bupati Wakil Gubernur

POJOK DAERAH

  • Instagram
  • Facebook
  • TikTok

Copyright © 2025 pojokdaerah | member of Nusatama Media

Scroll to Top